Di Tengah Gubuk Usang, Harapan Baru Muncul untuk Keluarga Dedi di Mekarsari
- account_circle Aps
- calendar_month Ming, 12 Okt 2025
- visibility 100
- comment 0 komentar

Rancabungur, Bicarakata.com — Kisah pilu keluarga Dedi, warga Kampung Sukajadi RT 02/RW 01, Desa Mekarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, akhirnya menggugah hati banyak pihak. Setelah viral di media sosial, rumah reyot berukuran 3 x 4 meter yang nyaris roboh itu kini mendapat perhatian luas — mulai dari DPRD Kabupaten Bogor, Pemerintah Kecamatan Rancabungur, Pemerintah Desa Mekarsari, hingga Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor.
Gubuk kecil itu menjadi saksi perjuangan Dedi dan keluarganya bertahan hidup di tengah keterbatasan. Di rumah yang hampir tak layak disebut tempat tinggal itu, ia tinggal bersama istri dan kedua anaknya yang masih duduk di bangku kelas tiga SD dan balita.
Kabar memilukan tersebut akhirnya sampai ke telinga Bupati Bogor, Rudi Susmanto. Melalui unggahan akun Instagram @kutaudayawangsa, Rudi langsung menginstruksikan Dinas Sosial untuk segera menyalurkan bantuan berupa sembako, perlengkapan rumah tangga, dan kebutuhan sekolah bagi sang anak.
Tak berhenti di situ, Rudi juga memerintahkan Pemerintah Desa Mekarsari agar memasukkan keluarga Dedi dalam daftar prioritas penerima program RTLH tahun 2026 mendatang.
“Segera bantu, jangan tunggu lama. Pastikan mereka mendapatkan kehidupan yang lebih layak,” demikian pesan tegas Bupati Bogor dalam unggahannya.
Sementara itu, Pemerintah Desa Mekarsari tidak tinggal diam. Kepala Seksi Kesejahteraan (Kasi Kesra), Sudrajat, memastikan pihaknya tengah mencari cara agar rumah keluarga Dedi bisa segera dibangun tanpa harus menunggu lama.
“Secara administrasi, rumah Pak Dedi sudah kami ajukan untuk program RTLH 2026. Tapi melihat kondisinya yang sangat memprihatinkan, saya akan berkoordinasi dengan pimpinan dan Sekdes agar bisa dibangun lebih cepat. Kalau memungkinkan, kami akan gunakan dana desa (DD) awal tahun depan supaya tidak perlu menunggu prosedur panjang,” tutur Sudrajat.
Tak hanya itu, pihak desa juga telah mengajukan data keluarga Dedi untuk menerima bantuan sosial (Bansos) seperti PKH dan BPNT, karena selama ini keluarga tersebut belum pernah terdaftar sebagai penerima manfaat, kecuali BPJS PBI.
“Kami sudah ajukan datanya agar segera mendapat Bansos. Dan saya berpesan kepada warga lain yang rumahnya juga tidak layak huni agar segera melapor ke pihak desa. Kami siap menindaklanjuti,” tambahnya.
Kisah keluarga Dedi kini menjadi pengingat bahwa di balik gemerlap pembangunan, masih ada warga yang berjuang untuk sekadar memiliki tempat berteduh yang layak. Namun berkat perhatian berbagai pihak, harapan baru kini mulai terbit di Kampung Sukajadi.
- Penulis: Aps
- Editor: SohibAp

Saat ini belum ada komentar